Tidak terasa, dalam hitungan hari ke depan, kita segera memasuki bulan
suci yang penuh berkah, Ramadan. Tahun ini berlangsung dalam Juni- Juli
bersamaan dengan libur anak sekolah dan pesta diskon Jakarta Great Sale!
Tanpa perencanaan keuangan matang, kantong bisa bobol. Bahkan menumpuk
utang baru di mana-mana.
Memang banyak orang tua yang kasihan
jika anak-anaknya hanya di rumah saat liburan sekolah. Tapi gara-gara
tidak ada rencana, pusat perbelanjaan jadi sasaran mencari
hiburan. Entah untuk sekadar makan, nonton film, atau bermain di arena
permainan anak.
Sayangnya, sambil jalan-jalan di mal, mata kerap
terpana melihat merek favorit ditempeli label “SALE”. Mungkin terbersit
dalam hati, “kan mau terima THR, gesek dulu lah, bayarnya nanti bulan
depan!”
Tahan dulu. Mari kita bedah menjelang Ramadhan tahun ini.
Liburan
anak adalah satu hal. Sementara tradisi mudik menjelang Lebaran, hal
lain. Artinya ada dua rencana berpergian bersama keluarga dalam waktu
berdekatan.
Jika Anda memiliki anggaran terbatas, ada baiknya
momentum mudik juga jadi sarana berlibur anak. Ambil cuti agak panjang
agar anak memiliki waktu lebih leluasa di kampung halaman. Setelah
Lebaran, mereka sudah memulai tahun ajaran baru.
Buatlah agenda
untuk liburan sambil pulang kampung bagi si kecil agar meraka tidak
jenuh. Tak harus menghamburkan uang, tapi Anda bisa mengajarkan beragam
hal baru. Misalnya berkebun, masak, baca al-Quran. Jika memang ada
anggaran, bisa juga diisi dengan program yang mereka sukai seperti
menggambar, menari, komputer, pesantren, atau lainya.
Sejatinya,
Ramadan bukan momentum untuk lebih boros. Faktanya, banyak terjadi
sebaliknya. Ambil contoh soal makanan. Saat berbuka, rasanya satu meja
penuh makanan. Padahal, perut kita harus diisi perlahan dan secukupnya,
setelah satu hari tanpa asupan.
Air putih dan kurma adalah
sunahnya, setelah itu makan malam seperti biasa. Jangan berbelanja di
saat lapar! Penelitian menunjukkan bahwa saat kita berbelanja dalam
keadaan perut kosong, kita menjadi lebih agresif dan impulsif dalam
berbelanja. Tidak hanya untuk makanan, tetapi pada semua barang!
Untuk
menghindari hal ini, ada baiknya Anda yang selalu masak di rumah mulai
berbelanja seminggu sebelum Ramadan tiba.Terutama untuk barang-barang
yang harganya sering naik di saat Ramadan, seperti gula merah, santan,
gula, sardine, dan lainnya.
Bagaimana dengan belanja baju?
Mumpung
lagi momen diskon, jika memang punya dana cukup, belanjalah sekarang
untuk Lebaran. Ini juga dilakukan untuk menghindari berbelanja saat
bulan puasa, di mana harga-harga mulai naik.
Seandainya tidak ada
dana memadai, belanjalah di akhir Ramadan, ketika sudah banyak yang
mudik. Biasanya harga mulai turun lagi. Konsekuensinya, mungkin Anda
kehabisan stok model yang bagus.
Tradisi buka bersama sambil
reuni. Nah, ini juga penyebab kantong bocor kalau kita terlalu sering
buka puasa di luar bersama beragam komunitas. Mulai teman TK sampai
kuliah, teman kantor, ex- kantor, keluarga, teman hobi, dan seterusnya!
Coba hitung berapa yang dikeluarkan setiap buka bersama? Sesuaikan
dengan kemampuan, pilih saja beberapa acara yang memang betul-betul
ingin didatangi.
Budaya mudik. Lebaran selalu menjadi momen
penting untuk bertemu, bersilaturahmi dan saling memaafkan dengan orang
tua, sanak saudara, dan kerabat di kampong halaman. Bila mudik sudah
menjadi ritual tahunan Anda, sebaiknya rencanakan dengan menabung rutin
atau menggunakan THR sebagai jatah untuk biaya mudik.
Strategi
keuangan apapun yang diambil, harus membuat Anda terhindar dari utang.
Karena biasanya, mudik juga akrab dengan budaya saling memberi,
oleh-oleh, jalan-jalan, dan lainnya. Jangan lupa juga, jatah dari THR
yang harus Anda berikan bagi orang-orang yang bekerja untuk Anda atau
untuk saudara yang membutuhkan.
Begitu banyak pengeluaran yang
akan terjadi saat Ramadan dan menjelang idul fitri, rencanakanlah dengan
baik penggunaan pendapatan dan THR Anda. Sebelum memutuskan untuk
menghamburkan uang, ingatlah bahwa puasa melatih kita menahan nafsu,
termasuk dalam berbelanja.
Pikirkanlah setiap barang yang ingin
Anda beli. Bagi yang masih memiliki kewajiban utang, ada baiknya jika
Ramadan dan THR menjadi momentum untuk melunasi. Setidaknya sebagian,
sehingga meringankan beban Anda setelahnya. Jangan sampai setelah Hari
Raya selesai justru utang ikut bertambah.